Karya Tulis Ilmiah



PERBEDAAN MASA MENOPAUSE ANTARA AKSEPTOR SUNTIK KOMBINASI DENGAN AKSEPTOR IMPLAN DI DESA BANJAREJO KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MALANG

Prodi : POLTEKES MALANG DIII KEBIDANAN
Pengarang : AJENG PRASTISICA AMBARINI
Dosen Pembimbing : Pembimbing (I) Naimah, SKM., M.Kes. (II) Jupriyono, S.Kp., M.Kes.
Klasifikasi/Subjek : , menopouse, akseptor suntik, implan
Penerbitan : , Malang: 2014.
Bahasa : Indonesia
PENYIMPANAN
Lokasi : PUSAT-33-A-
Jumlah : 0

Abstraksi

ABSTRAK Ambarini, Ajeng Prastisica. 2014. Perbedaan Masa Menopause antara Akseptor Suntik Kombinasi dengan Akseptor Implan di Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Jurusan Kebidanan. Program Studi DIII Kebidanan Malang. Pembimbing (I) Naimah, SKM., M.Kes. (II) Jupriyono, S.Kp., M.Kes. Setiap wanita dengan riwayat akseptor suntik kombinasi dan implan akan mengalami menopause pada usia yang tidak sama. Hal ini dikarenakan pada Suntik Kombinasi dan Implan mengandung hormon yang berbeda. Suntik Kombinasi mengandung hormon estrogen dan progesterone yang dapat memperlambat masa menopause seseorang, sedangkan implan hanya mengandung hormon progesterone yang tidak berpengaruh terhadap masa menopause. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan masa menopause antara akseptor suntik kombinasi dengan implan di Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Desain penelitian menggunakan analitik komparatif dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian ini adalah semua wanita menopause dengan riwayat akseptor suntik kombinasi atau implan di Desa Banjarejo sebanyak 58 orang, dengan jumlah sampel 54 orang. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 31 responden akseptor suntik kombinasi 64,6 % memasuki menopause pada usia > 55 tahun dan 3,2 % pada usia < 45 tahun. Sedangkan dari 23 responden akseptor implan 65,2 % memasuki masa menopause pada usia 46-52 tahun dan 13.0 % pada usia < 45 tahun. Penelitian ini menggunakan uji Two Sample T Test pada α = 0.05 dan dk = 35, didapatkan hasil bahwa T hitung = 0,610 < dari T tabel = 2,021. Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil bahwa Ho ditolak, artinya ada perbedaan masa menopause antara akseptor suntik kombinasi dengan akseptor implan di Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Oleh karena itu disarankan agar ibu-ibu dapat menggunakan metode kontrasepsi suntik kombinasi yang dapat memperlambat usia menopause. Kata Kunci : Implan, Masa Menopause, Suntik Kombinasi



Lampiran